Infaq Jariyah Pembangunan Ponpes GIPA Rohmatul Qur'an silahkan transfer BRI nomor 694001013896531 atas nama Yayasan GIPA Rohmatul Qur'an. konfirmasi ke Admin Konfirmasi 0813 2695 0663
Infaq Jariyah Pembangunan Ponpes GIPA Rohmatul Qur'an silahkan transfer BRI nomor 694001013896531 atas nama Yayasan GIPA Rohmatul Qur'an. konfirmasi ke Admin Konfirmasi 0813 2695 0663
Anda disini : Home - Artikel - Cerita Abi Yazid Al Busthomi
Cerita Abi Yazid Al Busthomi
Terbit : Selasa, 15 Februari 2022 - Kategori : Artikel
BELAJAR RENDAH HATI DARI BAYAZID
Suatu saat, salah-satu murid mengadu kepada Bayazid, “Tuan Guru, saya sudah beribadat tiga puluh tahun lamanya. Saya solat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi anehnya, saya belum mengalami pengalaman rohani yang Tuan Guru ceritakan. Saya tak pernah saksikan apa pun yang Tuan gambarkan.”
Bayazid menjawab, “Sekiranya kau beribadat selama tiga ratus tahun pun, kau takkan mencapai satu butir pun debu mukasyafah dalam hidupmu.”
Murid itu heran, “Mengapa, ya Tuan Guru?”
“Kerana kau tertutup oleh dirimu,” jawab Bayazid.
“Bisakah kau obati aku agar hijab itu tersingkap?” pinta sang murid.
“sekarang tanggalkan pakaianmu. Sebagai gantinya, pakailah baju yang lusuh, sobek, dan compang-camping. Gantungkan di lehermu kantung berisi kacang. Pergilah kau ke pasar, kumpulkan sebanyak mungkin anak-anak kecil di sana. Katakan pada mereka, “Hai anak-anak, barangsiapa di antara kalian yang mau menampar aku satu kali, aku beri satu kantung kacang.” Lalu datangilah tempat pengajian di mana jamaah kamu sering mengagumimu. Katakan juga pada mereka, “Siapa yang mau menampar mukaku, aku beri satu kantung kacang!”
“Subhanallah, masya Allah, lailahailallah,” kata murid itu terkejut.
Bayazid berkata, “Jika kalimat-kalimat suci itu diucapkan oleh orang kafir, ia berubah menjadi mukmin. Tapi kalau kalimat itu diucapkan oleh seorang sepertimu, kau bisa berubah dari mukmin menjadi kafir.”
Murid itu keheranan, “Mengapa bisa begitu?”
Bayazid menjawab, “Kerana kelihatannya kau sedang memuji Allah, padahal sebenarnya kau sedang memuji dirimu. Ketika kau katakan: Tuhan mahasuci, seakan-akan kau mensucikan Tuhan padahal kau menonjolkan kesucian dirimu.”
“Kalau begitu,” murid itu kembali meminta, “berilah saya nasihat lain.”
Bayazid menjawab, “Bukankah aku sudah bilang, kau takkan mampu melakukannya!”
selamat pagi,,Selamat beraktifitas ,, karena setiap orang akan terdorong melakukan apa yang menjadi takdirnya ..
Tinggalkan Komentar